MENIKAH SEDERHANA KENAPA NGGAK- Part.2

Oke kita lanjut post gue sebelumnya terkait pernikahan sederhana. Gue sm Satria, dari dulu memang kepengen banget buat nikah sederhana, tanpa pelaminan tanpa disalamin tamu dan tanpa senyum kepalsuan. Apalagi Satria paham betul, gue type anak yang bener-bener mood swing, dalam waktu 10 menit gua bisa dari ketawa-ketiwi berubah langsung marah atau bad mood. Dia sangat amat ngertiin kebiasan buruk gua yang nggak suka bersosialisasi.

Esensi menikah buat gue sendiri itu tentang kesakralan acara, ya per setan sama make-up, baju cantik atau pelaminan indah. Buat gue itu nggak real, that's only for 1 day and I have to waste my money for that kayanya nggak deh. Kehidupan setelah nikah itu masing panjang, "Welcome to the jungle!!!". Jadi, buat gue lebih baik nikah sederhana tapi masih punya tabungan dibanding ngabisin biaya untuk nikahan. Ya itukan dari perspective gue ya, tiap orang punya pemikiran berbeda-beda tentang esensi pernikahan menurut mereka dan itu terserah pribadi masing-masing.

No, MUA, forografer, pelaminan. I don't really care what other people say about, toh nantinya yang ngejalanin hidup ini gue, jadi tebelin kuping aja. Lagi pula gua sama Satria punya prinsip apa yang udah kita kondangin ke orang lain, kita ikhlas. Sebagai wujud apresiasi kita ke mempelai, bukan berarti "oh, gue kondangan nih. nanti pas gue nikah orang ini harus gua undang, kan gue udah kondangan ke dia". Gue sama Satria nggak pernah punya pikiran kaya gitu. Jadi, kalo dibilang lu kan udah kondangan ke ABCDEFGIHJLMN...bla...bla...blaa... ya yaudah sekian dan terima kasih. Bapak, selalu ngajarin dari kecil buat nggak mengharapkan apapun dari orang lain dan pelajaran itu selalu gua terapkan dihidup gua.

Ko, nikahnya ditutup-tutupin. Pernah dengar istilah hidup itu pilihan???, iyakk sebagai warga +62 yang banyak banget ngeluarin kata ko'dan tapi, mari sejenak kita coba tela-ah lebih dalam tentang istilah dimaksud. Semua orang punya pilihan dihidupnya dan mereka nggak perlu menjelaskan satu-persatu tentang alasan mereka memilih ini dan itu. Kenapa demikian? ya karena itu pilihan mereka buat tidak menjelaskan kalian dan lain sebagainya, tentu semua balik lagi ke istilah hidup itu pilihan. Karena hidup adalah pilihan, semua orang berhak memilih jalan dan caranya masing-masing dan karena hidup pilihan, semua orang tentu tau segala resiko baik atau buruk yang harus mereka hadapi atas pilihannya tersebut. Jadi, jangan takut untuk memilih, karena menjadi pilihan kalian juga untuk mendengarkan komentar orang lain.

Kalo ada yg bilang "kasian nikahnya gitu aja" who's care??.
Gue pernah dateng ke acara nikahan salah satu temen, yg menurut gue dia sanggup banget-banget buat ngadain acara mewah untuk pernikahannya. Pas gue dateng, gue disajiin sama acara sederhana yang menurut gue, ya ini intimate wedding party. Dia cuma undang sodara dan teman deket dan menurut gue pernikahannya sangat menginspirasi.

Allhamdulillah, sejauh ini gue dan Satria punya pola pikir yang sama, jadi dengan segala ke absurdan gue Satria masih bisa terima. Tadinya, gue justru cuma mau dateng ke KUA tanpa perayaan sama sekali, oh tentu saja ide bodoh gue ini ditentang keluarga.

oke sampai jumpa dipostingan selanjutnya...


Comments